Senja di sore hari menjadi waktu favorit Novi. Kenangan 2 tahun lalu
masih belum bisa terurai. Vino yang menjadi cinta pertama Novi, pergi
begitu saja tanpa ada kejelasan tentang hubungan mereka. Novi yang
sampai saat ini belum bisa melupakan Vino, masih berharap dia kembali
Drrrt! Drrrt! satu pesan masuk.
From Dino, “Cepat siap–siap bentar lagi gue jemput.”
“Mau kemana sih?”
“Udah gak usah banyak nanya, 10 menit lagi gue sampe di rumah lo.”
Novi yang masih belum turun dari ranjang berusaha memaksa tubuhnya masuk kamar mandi.
Tok! Tok! Tok!
“Ya, sebentar.” Bi Ijah membukakan pintu depan.
“Eh, den Dino, pasti cari non Novi. Silahkan masuk den.”
“Ya Bik, makasih.”
“Silahkan duduk den, mau minum apa?”
“Apa aja deh bi, yang penting gak ada racunnya.”
“Aduh den, mana tega bibi ngeracunin aden yang ganteng.”
“Bibi bisa aja.”
“Bentar den saya ambilkan minum.”
Drrrt! Drrrt!
From Dino to Novi.
“Lama banget sih lo, gue udah karatan di sini tahu.”
“Iya bentar lagi gue ke luar”
“Lama banget sih lo.” Belum Dino melihat Novi dia sudah marah–marah gak jelas.
“Udah deh yang penting gue udah di sini sekarang, jadi berangkat gak?”
Dino menoleh ke arah Novi dan terpesona dengan penampilan Novi.
“Cantik banget lo malam ini?”
“Udah deh lo mau ajak gue kemana? jadi gak?”
“Oke, udah siap?”
“Dari tadi kali.”
Tanpa sadar Dino ke luar dengan menggandeng tangan Novi.
“loh den, ini minumnya.” Bik Ijah spontan teriak melihat Dino ke luar rumah.
“Udah bi, minum aja.”
Di tengah perjalanan.
“Kenapa lo berhenti?” Novi yang kaget karena Dino berhenti mendadak.
“Udah, lo tenang aja, sebelum sampai tempat tujuan lo harus tutup mata dulu.”
“Ada apa sih pake tutup mata segala?”
“Udah deh, lo gak usah kebanyakan protes. Lo ikutin aja apa mau gue.”
Tanpa menunggu jawaban Novi, Dino langsung menutup mata Novi.
“lo tu ya, gue mau lo apain sih?”
Tak peduli dengan Novi, Dino langsung melesatkan mobilnya kembali.
“Kita udah sampai, lo tunggu bentar gue bukain pintunya.”
Perlahan Novi mulai ke luar mobil dengan digandeng Dino.
“Masih jauh gak?” Novi yang sudah mulai cape memakai penutup mata mulai protes.
“Udah lo diem aja kenapa, bentar lagi juga sampai.”
Dino menghentikan lagkahnya dan perlahan membuka penutup mata Novi.
Novi mulai membuka matanya. Mereka sekarang berada di pinggiran danau
yang indah. Hal yang tak pernah disangka Novi adalah di tengah danau
bertuliskan, “Happy Birthday Novi” Novi yang kaget gak bisa ngomong
apa–apa dia cuma bisa tersenyum di depan Dino.
“lo inget kalau hari ini ulang tahun gue?” Tanpa sadar tubuh Novi sudah dalam dekapan Dino.
“Jelas banget kalau gue inget ulang tahun lo.”
“Makasih banget Din.”
“Masih ada satu lagi.”
“Apa lagi?”
Perlahan Dino melepas tubuh Novi dari dekapannya. Dia mengambil sebuah petasan.
“Ini, sekarang lo pegang.”
Novi masih belum paham hanya bisa diam dan menuruti kata Dino.
“Lihat baik–baik ya.”
Dino muai menyalakan petasannya. Letusan pertama bertuliskan “NOVI”,
kedua “I”, ketiga “LOVE”, keempat “YOU”. Jadi kalau digabung “NOVI I
LOVE YOU”
“Itu perasaan gue ke lo, gue bingung mau ungkapinnya gimana. Lo tahu
sendiri kalau gue bukan cowok yang romantis. Tapi, mau gak lo jadi pacar
Gue?” Dino berusaha mengungkapkan persaannya.
“Tapi Din, lo juga tahu kalo gue suka sama orang lain, dan lo juga tahu kalau gue masih ngarep dia balik lagi ke gue”
“Gue tahu Nov, itu dia yang bikin gue nembak lo. Selain gue suka sama
lo, gue pengen buat lo lupain Vino. Gue gak bisa lihat lo tiap hari
mikirin dia yang gak tentu kejelasannya”
“Tapi gue takut Din”
“Takut apa lagi?”
“Gue takut kalau gue masih gak bisa lupain Vino setelah nerima lo”
“Udahlah Nov, lo gak usah takut yang penting dijalanin dulu aja”
Novi terdiam dan menundukkan kepalanya. Rasa bimbang kini menyelubung
di hati Novi. Apa yang harus dia lakukan. Menerima Dino atau
menolaknya.
“Gimana Nov, lo mau jadi pacar gue?” Sekali lagi Dino bertanya pada Novi.
Perlahan Novi mengangkat kepalanya “Ya Din, gue mau nerima lo, tapi lo harus janji buat gue ngelupain Vino.”
Drrt! Drrt !
From Dino to Novi, “Sayang, udah bangun belum?”
“udah yang. Sayang udah siap buat hari ini?”
“Udah ni, kalau sayang udah siap, dijemput sekarang?”
“Oke, Aku tunggu”
Tak terasa mereka menjalin hubungan selama 2 tahun. Semenjak Novi
menjadi kekasih Dino, dia bisa melupakn Vino. Dan hari ini mereka
berencana untuk mencari cincin tunangan. Ya, mereka akan segera
bertunangan.
Hari yang sudah ditentukan tiba. Dino dan Novi sudah mulai bertukar
cincin. Namun, saat Novi akan memasangkan cincin ke jari Dino ada suara
yang menghalangi.
“Jangan lakukan” Suara yang berasal dari tamu undangan membuat semua
orang kaget. Perlahan terlihat seseorang, tak lain dia adalah Vino.
“Jangan lakukan itu Nov, gue tahu lo masih sayang sama gue tapi kenapa
lo tunangan bukan sama gue. Gue udah kembali, gue mau lo juga kembali ke
gue” Vino berusaha menggagalkan pertunangan Novi.
“Semudah itu lo bilang. Lo gak tahu gimana skit hati gue. Dua tahun gue
nungguin lo, tapi apa lo gak pernah ada kabar. Sekarang lo datang mau
ngerusak acara gue?”
“Tapi Nov, gue tahu kalau lo masih sayang sama gue”
“Ya gue masih sayang sama lo, tapi itu dulu. Sekarang gue udah nemuin
seseorang yang bisa gantiin lo di hati gue. Dan harus lo tahu gue gak
bakalan balik lagi ke lo. Maaf gue lebih memilih Dino daripada lo”
TAMAT